TUGAS MANDIRI-01

Pengamatan Sistem Industri pada Toko Golden Lamian dan Dampak Lingkungannya


A05-RIZKI JUNI FERARO
41623010046

Pendahuluan

Sebagai bagian dari refleksi awal mata kuliah ini, saya memilih mengamati Golden Lamian, sebuah warung makanan yang cukup populer dengan menu mie tarik (lamian) khas Tiongkok. Meskipun ukurannya lebih kecil dibanding pabrik besar, Golden Lamian tetap menjadi contoh nyata dari sistem industri jasa makanan modern yang melibatkan manusia, teknologi, dan alam. Dari luar, toko terlihat sederhana namun rapi; di dalamnya terdapat alur produksi yang terstruktur, peran karyawan yang terorganisir, serta teknologi yang mendukung operasional sehari-hari. Pengamatan ini saya bagi menjadi beberapa bagian: mengidentifikasi elemen teknologi yang digunakan, menganalisis dampak lingkungan yang timbul, serta merenungkan bagaimana hubungan manusia, teknologi, dan alam dipahami—baik sebelum maupun sesudah mengikuti perkuliahan pertama.


Elemen Teknologi yang Terlibat

Meskipun bukan pabrik, Golden Lamian tetap memanfaatkan berbagai teknologi untuk menjaga efisiensi, konsistensi produk, dan kenyamanan pelanggan.

Beberapa elemen penting yang saya amati antara lain:

1. Peralatan produksi

• Mixer adonan untuk mengaduk adonan mie secara besar-besaran, sehingga tekstur lebih konsisten dibandingkan cara manual.

• Meja kerja khusus untuk proses penarikan mie. Meskipun mie tetap ditarik manual oleh koki terlatih, ada alat bantu seperti rolling pin dan cetakan pengukur ketebalan.

• Kompor gas industri berdaya besar, serta wadah untuk merebus kaldu dan mie yang memungkinkan memasak dalam jumlah banyak sekaligus.

2. Penyimpanan dan pendinginan

• Kulkas serta freezer digunakan untuk menjaga kesegaran bahan (daging, sayur, kaldu beku).

• Rak penyimpanan bahan kering dengan metode FIFO (first in, first out) agar stok tidak mudah kadaluarsa.

3. Teknologi informasi dan transaksi

• Sistem Point of Sale (POS) digital yang mencatat transaksi dan mempermudah pelaporan harian.

• Integrasi dengan aplikasi pesan-antar daring, sehingga jangkauan pelanggan semakin luas.

4. Kebersihan dan sanitasi

Mesin cuci piring kecil atau area pencucian menggunakan air bertekanan, deterjen, serta disinfektan. Standar kebersihan dapur yang mewajibkan penggunaan peralatan stainless-steel agar lebih mudah dibersihkan.

5. Logistik

Motor pengantar yang terhubung dengan aplikasi peta. Sistem ini membantu kurir menentukan rute paling efisien.

6. Pemasaran digital

Media sosial dan aplikasi promosi digunakan untuk memperkenalkan menu baru dan menarik pelanggan. Dari sini terlihat bahwa Golden Lamian memadukan keahlian manual (penarikan mie) dengan teknologi modern untuk memastikan kualitas produk dan kelancaran layanan.


Dampak Lingkungan yang Muncul

Meski efisiensi menjadi keuntungan, operasi sehari-hari tetap menimbulkan beberapa dampak terhadap lingkungan. Adapun dampak tersebut yaitu:

1. Penggunaan Energi

Kompor gas dan pendingin seperti kulkas serta freezer merupakan alat yang paling boros energi. Penggunaan energi ini berkontribusi terhadap emisi karbon, terutama jika energi listrik berasal dari bahan bakar fosil.

2. Limbah Cair

Air bekas mencuci alat masak dan peralatan makan mengandung sisa minyak, sisa makanan, dan zat kimia dari deterjen. Limbah ini dibuang langsung ke saluran kota tanpa proses pengolahan lebih lanjut.

3. Limbah Padat

Sisa makanan, tulang, sayuran yang busuk, serta sampah kemasan sekali pakai masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa diolah ulang.

4. Kemasan Plastik

Layanan pesan-antar memakai wadah plastik, sendok sekali pakai, dan plastik pembungkus. Plastik ini sulit terurai, sehingga menambah masalah lingkungan.

5. Emisi Transportasi

Kendaraan pengantar, meski ukurannya kecil, menyebabkan polusi udara dan suara, khususnya di waktu jam sibuk.

6. Bahan Kimia Pembersih

Deterjen dan desinfektan yang dibuang langsung berpotensi mencemari air tanah dan mengganggu ekosistem kecil seperti bakteri atau flora.

7. Sampah Makanan

Bahan makanan yang tidak habis terpakai atau sisa dari pelanggan menjadi sampah organik. Sampah seperti ini bisa menghasilkan gas metana di TPA, yang berdampak pada perubahan iklim. Meski ukurannya relatif kecil, operasi Golden Lamian tetap memberi dampak nyata terhadap lingkungan, terutama dalam hal sampah plastik, polusi air, dan penggunaan energi.


Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam (Sebelum Perkuliahan Pertama)

Sebelum mempelajari materi ini di kampus, saya melihat hubungan antara manusia, teknologi, dan alam secara linear. Manusia dianggap sebagai pemilik utama yang membuat teknologi untuk memanfaatkan sumber daya alam menjadi produk. Misalnya, mesin mixer dan kompor gas saya pandang sebagai alat bantu yang mempercepat proses pembuatan makanan. Dari sudut pandang ini, alam hanya dilihat sebagai sumber daya seperti air, sayuran, tepung, dan energi yang bisa digunakan. Dampak lingkungan sering diabaikan karena fokus utamanya adalah praktis dan ekonomis: bagaimana teknologi bisa mempercepat layanan dan meningkatkan keuntungan.


Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam (Sesudah Perkuliahan Pertama)

Setelah mengikuti perkuliahan, cara pandang saya berubah. Saya menyadari bahwa hubungan manusia, teknologi, dan alam bukanlah linear, melainkan sirkular. Ada interaksi yang saling memengaruhi:

1. Teknologi sebagai bagian dari sistem sosial

Mesin, aplikasi, dan alat bukan sekadar benda; mereka membentuk pola kerja staf, cara pelanggan berinteraksi, hingga jenis limbah yang dihasilkan. Contoh: kehadiran aplikasi pesan-antar mendorong penggunaan kemasan sekali pakai, yang kemudian menambah sampah plastik.

2. Alam sebagai faktor penentu

Ketersediaan bahan baku dan kualitas lingkungan menentukan kelangsungan usaha. Jika air tercemar atau biaya energi meningkat, Golden Lamian akan kesulitan beroperasi.

3. Keberlanjutan

Teknologi seharusnya tidak hanya mengejar efisiensi ekonomi, tetapi juga diarahkan untuk menjaga keseimbangan ekologis. Misalnya, mengganti kemasan plastik dengan biodegradable, menggunakan grease trap untuk limbah minyak, atau menerapkan sistem manajemen stok agar food waste berkurang.

4. Peran manusia sebagai agen perubahan

Pemilik, karyawan, dan pelanggan memiliki peran besar dalam menentukan arah penggunaan teknologi. Edukasi staf tentang pemilahan sampah atau memberi insentif kepada pelanggan yang membawa wadah sendiri adalah contoh nyata intervensi manusia dalam menciptakan sistem industri yang lebih ramah lingkungan.

Dengan perspektif baru ini, saya memahami bahwa manusia, teknologi, dan alam adalah saling terkait. Jika alam rusak akibat eksploitasi berlebihan, manusia dan teknologi juga akan terkena dampaknya.

Penutup

Pengamatan pada Golden Lamian memperlihatkan bahwa bahkan usaha kuliner skala kecil adalah sebuah sistem industri yang kompleks. Di dalamnya ada input berupa bahan dan energi, proses yang melibatkan teknologi, manusia sebagai penggerak utama, serta output berupa produk dan limbah. Sebelum perkuliahan, saya melihat hubungan manusia, teknologi, dan alam secara sederhana: teknologi hanya alat untuk menguasai alam demi kepentingan produksi. Namun setelah perkuliahan, saya memahami bahwa hubungan ini sirkular dan saling bergantung. Teknologi seharusnya tidak hanya mengejar efisiensi, melainkan juga diarahkan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Sebagai calon insinyur atau praktisi, tugas kita adalah mencari solusi yang mampu menjembatani kebutuhan manusia dengan keberlanjutan alam melalui inovasi teknologi yang bertanggung jawab. Dari contoh sederhana Golden Lamian, saya belajar bahwa perubahan menuju sistem industri berkelanjutan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil seperti mengurangi plastik, mengelola limbah dengan benar, dan mengedukasi pelanggan. Dengan demikian, keberlanjutan industri bukanlah jargon semata, melainkan kebutuhan nyata agar manusia, teknologi, dan alam dapat hidup selaras dalam jangka panjang.


Komentar

Postingan Populer