TUGAS MANDIRI-03
Identitas Video
Judul video: TED Talk: How to design the circular economy
Sumber / platform: TED Talk
Durasi video: 15:02 Menit
Pembicara / organisasi pengunggah: TED / kanal TED Talk
Sumber: https://youtu.be/heIXdS7Gs7c?si=QXqriqje22rrJzZn
Ringkasan Singkat
Video How to design the circular economy membahas bagaimana merancang sistem ekonomi yang tidak bergantung pada pola “ambil-buat-buang”, melainkan menutup siklus konsumsi agar sumber daya tetap dalam peredaran selama mungkin. Pembicara memaparkan bahwa untuk mencapai circular economy, bisnis harus mempertimbangkan desain produk dengan pemikiran sejak awal agar dapat diperbaiki, didaur ulang, atau didistribusikan ulang. Juga disorot bahwa langkah transformasi bisnis bisa membutuhkan pengubahan model bisnis secara radikal, dengan mengeliminasi sampah (waste), dan menginvestasikan hasil penghematan ke dalam keberlanjutan. Video ini mendorong kita memikirkan ulang cara kita menggunakan sumber daya, dan bagaimana kebijakan, teknologi, dan kolaborasi bisa membentuk masa depan ekonomi yang regeneratif dan bertahan lama.
Insight Kunci
Dari video ini saya memperoleh beberapa wawasan penting:
- Desain dari awal untuk circularity: Ide utama adalah bahwa agar ekonomi melingkar (circular economy) bisa berjalan, desain produk dan proses harus sudah mempertimbangkan daur ulang, perbaikan, dan pemanfaatan ulang sejak tahap konsepsi. Artinya, bukan hanya mengandalkan teknologi pemulihan di akhir siklus, tetapi merancang agar limbah tidak muncul sejak awal.
- Model bisnis baru dan redistribusi nilai: Transformasi menuju circular economy seringkali menuntut perubahan model bisnis, misalnya dari menjual produk menjadi menjual layanan (product-as-service), atau memperpanjang umur produk melalui perawatan dan upgrade. Hemat yang dihasilkan dari pengurangan limbah bisa dialihkan untuk investasi keberlanjutan. Ini menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi dan keberlanjutan bisa bersinergi, bukan bertolak belakang.
- Perlu kolaborasi luas di berbagai aktor: Circular economy tidak bisa dilegoasikan hanya ke perusahaan tunggal — butuh sinergi antara produsen, konsumen, regulator, dan lembaga pendukung (riset, finansial, regulasi). Kolaborasi lintas sektor dan tingkat pemerintahan sangat krusial agar regulasi mendukung dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia.
Wawasan insight ini memperkuat gagasan bahwa gaya produksi dan konsumsi tradisional perlu diubah secara sistemik, bukan hanya perbaikan parsial.
Refleksi Pribadi
Setelah menonton video ini saya semakin yakin bahwa konsep circular economy bukanlah omong kosong idealis, melainkan langkah konkret yang harus ditempuh guna menjaga keberlanjutan bumi dan sekaligus menjamin kelangsungan ekonomi jangka panjang. Di satu sisi, saya merasa tertantang: mengapa kita selama ini menjalankan sistem yang sejak awal mengizinkan banyak “sampah”? Video ini memaksa saya berpikir ulang tentang pola konsumsi, desain produk, dan tanggung jawab sosial.
Pelajaran paling berharga bagi saya adalah bahwa transformasi tidak dapat ditunda dan harus dimulai dari desainnya. Jika sebuah produk tidak dirancang agar dapat diperbaiki, diurai, atau di daur ulang, maka kita akan terus terjebak dalam siklus konsumsi yang boros. Dalam konteks Indonesia, praktik ini dapat diterapkan di sektor manufaktur, elektronik, kemasan plastik, dan tekstil. Misalnya, pabrik elektronik di Indonesia dapat bekerja sama dengan penyedia layanan perbaikan atau upcycling agar perangkat yang sudah tidak layak pakai bisa dimanfaatkan kembali menjadi komponen baru. Kawasan industri terpadu bisa memfasilitasi jaringan pertukaran limbah (waste exchange) antar pabrik.
Untuk bidang studi atau profesi saya yaitu teknik industri, nilai yang bisa saya ambil adalah pentingnya berpikir lintas disiplin, berpikir jangka panjang, dan tidak mengesampingkan aspek lingkungan saat membuat keputusan bisnis. Sebagai calon profesional, saya ingin menjaga agar setiap proyek yang saya tangani mempertimbangkan desain berkelanjutan dan dampaknya terhadap siklus sumber daya.
Video ini menginspirasikan saya untuk tidak hanya menjadi “konsumen cerdas”, tetapi menjadi “perancang sistem” yang mendorong transformasi menuju ekonomi melingkar di lingkungan Indonesia, hal ini sejalan dengan dengan jurusan saya yang berurusan dengan industri.
.jpg)

Komentar
Posting Komentar