TUGAS MANDIRI-04

 

CIRCULAR ECONOMY PRACTICES IN THE WASTE ELECTRICAL AND ELECTRONIC EQUIPMENT 

 [Rizki Juni Feraro] – [41623010046]

CODE - A05


1.     IDENTIFIKASI SUMBER

Judul: Circular Economy Practices in the Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE) Industry

Penulis: Xu Pan, Christina W.Y. Wong, Chunsheng Li 

Tahun: 2022

Sumber: Journal of Cleaner Production, Vol. 358, 132068

Tautan: https://c-s-li.github.io/Pan_Wong_Li_2022_JCP.pdf

2.     RINGKASAN EKSEKUTIF: Artikel ini meneliti penerapan prinsip circular economy (CE) dalam pengelolaan limbah peralatan listrik dan elektronik (WEEE) di sektor industri global. Penelitian menyoroti bagaimana praktik CE diterapkan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat peningkatan limbah elektronik dunia. Metodologi yang digunakan adalah systematic literature review yang memetakan 80 studi dari berbagai negara, serta analisis praktik industri yang berhasil menerapkan prinsip CE dalam WEEE. Temuan utama menunjukkan bahwa praktik recycling dan refurbishing menjadi strategi paling dominan dalam pengelolaan limbah elektronik. Beberapa perusahaan besar telah menerapkan sistem closed-loop supply chain untuk mengoptimalkan daur ulang logam berharga seperti emas, tembaga, dan paladium. Hasil studi menunjukkan potensi pengurangan emisi karbon hingga 40% dan peningkatan efisiensi material hingga 25% dalam sistem CE yang terintegrasi.

3.     ANALISIS PRINSIP CIRCULAR ECONOMY

Redesign: Industri elektronik mulai mengubah paradigma dari “buat-gunakan-buang” menjadi desain produk modular dan mudah diperbaiki. Produsen seperti HP dan Dell telah menerapkan prinsip design for disassembly.

Reduce: Penggunaan bahan berbahaya (seperti timbal dan merkuri) dikurangi secara signifikan dengan penggantian material ramah lingkungan.

Reuse: Komponen seperti papan sirkuit dan casing logam dikumpulkan untuk digunakan kembali melalui pusat refurbishment.

Recycle: Proses urban mining digunakan untuk mengekstraksi logam berharga dari limbah elektronik, mencapai tingkat daur ulang hingga 90% pada beberapa fasilitas Eropa.

Recover: Energi dari limbah non-logam dipulihkan melalui pyrolysis dan waste-to-energy plants, yang membantu menurunkan residu akhir ke landfill.

4.     EVALUASI KRITIS

Kelebihan: Pendekatan penelitian komprehensif dengan data global memberikan pemahaman menyeluruh tentang variasi penerapan CE di berbagai negara. Selain itu, penerapan urban mining dan closed-loop supply chain menunjukkan inovasi signifikan dalam pengelolaan sumber daya sekunder.

Kelemahan: Artikel masih berfokus pada aspek teknis dan belum banyak membahas tantangan sosial-ekonomi seperti kesadaran konsumen dan kebijakan pemerintah daerah. Tidak semua praktik yang dijelaskan dapat diterapkan di negara berkembang karena keterbatasan infrastruktur daur ulang.

Relevansi untuk Indonesia: Indonesia, sebagai salah satu penghasil limbah elektronik terbesar di Asia Tenggara, dapat mengadopsi model refurbish dan recycle untuk memperkuat industri hijau nasional. Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah diperlukan agar sistem pengumpulan limbah elektronik menjadi lebih efektif.

5.     KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Implementasi circular economy dalam industri WEEE terbukti efektif dalam mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan efisiensi material, dan menciptakan peluang ekonomi baru melalui daur ulang logam berharga. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada dukungan kebijakan, infrastruktur daur ulang, dan kesadaran Masyarakat.

Rekomendasi:

  • Pemerintah perlu memberikan insentif fiskal untuk industri yang menerapkan prinsip CE.
  • Pengembangan fasilitas recycling center terintegrasi di setiap provinsi.
  • Peningkatan kolaborasi antara akademisi, industri, dan masyarakat dalam riset dan edukasi CE.
  • Perluasan kebijakan Extended Producer Responsibility (EPR) untuk memastikan produsen bertanggung jawab terhadap daur hidup produknya.

Lampiran: Journal of Cleaner Production, Vol. 358, 132068 https://c-s-li.github.io/Pan_Wong_Li_2022_JCP.pdf

Komentar

Postingan Populer