Tugas Mandiri 06
Observasi Produk dan Analisis Input–Output Berdasarkan ISO 14040
CODE: A05
1. ISO 14040
ISO 14040 menjelaskan prinsip dan kerangka kerja untuk Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan LCA adalah menilai dampak lingkungan dari suatu produk mulai dari awal hingga akhir kehidupannya. Unit fungsional digunakan sebagai satuan acuan, misalnya “1 botol plastik ukuran 600 ml”. Batas sistem menentukan proses mana saja yang dihitung, seperti apakah transportasi, penggunaan energi, dan pembuangan akhir termasuk dalam analisis. Tahapan LCA mencakup beberapa tahap yaitu:
- Goal and Scope: Menentukan tujuan studi, unit fungsional (misalnya “1 botol 600 ml”), dan batas sistem. Tahap ini menjelaskan proses mana saja yang dianalisis dari awal hingga akhir siklus hidup produk.
- Life Cycle Inventory (LCI): Mengumpulkan data tentang semua input (bahan baku, energi, air) dan output (emisi, limbah, produk samping) dari setiap tahap produksi dan penggunaan produk.
- Life Cycle Impact Assessment (LCIA): Mengubah data inventaris menjadi kategori dampak lingkungan, seperti pemanasan global, penggunaan sumber daya, air, dan potensi polusi.
- Interpretation: Menganalisis hasil, mengidentifikasi fase paling berdampak, serta memberikan rekomendasi perbaikan agar produk lebih ramah lingkungan.
2. Observasi Produk Nyata:
Pulpen
Produk yang diamati adalah pulpen
plastik yang berfungsi sebagai alat tulis harian. Pulpen ini dibuat melalui
proses panjang yang dimulai dari ekstraksi minyak bumi sebagai bahan baku
plastik dan pelarut tinta. Minyak bumi diolah menjadi resin seperti PP atau
ABS, lalu dilelehkan dan dibentuk menjadi komponen pulpen melalui injection
molding. Pada saat yang sama, tinta diproduksi dari campuran pelarut, pigmen,
dan resin.
Setelah semua komponen siap, proses
dilanjutkan dengan perakitan, yaitu memasang tube tinta, ujung ballpoint logam,
badan pulpen, dan tutupnya. Produk yang telah dirakit kemudian dikemas dan
didistribusikan ke berbagai toko. Di tangan konsumen, pulpen digunakan hingga
tintanya habis dan umumnya dibuang karena sulit didaur ulang. Siklus ini
menunjukkan bahwa satu pulpen kecil melalui proses panjang dari bahan mentah
hingga menjadi limbah.
3. Input–Output Produksi Pulpen
Nama Produk: Pulpen
|
Tahap Produksi |
Input Utama |
Output Utama |
|
Ekstraksi Bahan Baku |
Minyak bumi, energi |
Bahan polimer, emisi CO₂ |
|
Produksi Resin Plastik |
Naptha, bahan kimia, energi |
Resin PP/ABS, emisi VOC |
|
Injection Molding |
Resin plastik, energi panas |
Komponen pulpen, sisa scrap |
|
Produksi Tinta |
Pelarut, pigmen, resin tinta |
Tinta, limbah kimia |
|
Perakitan |
Komponen pulpen, tabung tinta |
Pulpen jadi |
|
Pengemasan |
Plastik OPP, karton |
Produk siap distribusi |
|
Distribusi |
Truk, bahan bakar |
Emisi transportasi |
|
Konsumsi |
Tinta |
Pulpen habis pakai |
|
Pembuangan |
Tempat sampah |
Limbah plastik kecil |
4. Refleksi
Pribadi
Dari observasi ini, saya menyadari bahwa pulpen yang tampak kecil dan sederhana ternyata memiliki jejak lingkungan yang cukup besar. Proses produksinya melibatkan banyak tahapan, mulai dari ekstraksi minyak bumi, pembuatan resin plastik, produksi tinta, hingga perakitan dan pengemasan. Tahap yang paling mengejutkan bagi saya adalah pembuatan resin plastik dan tinta, karena proses ini membutuhkan energi tinggi dan menghasilkan emisi serta limbah kimia yang tidak sedikit. Selain itu, saya baru memahami bahwa pulpen sangat sulit didaur ulang karena terdiri dari banyak komponen kecil dengan jenis material berbeda, sehingga sebagian besar akhirnya menjadi sampah yang bertahan lama di lingkungan.
Pengalaman ini
membuat saya berpikir bahwa desain pulpen sebenarnya bisa diperbaiki, misalnya
dengan membuatnya berbahan tunggal, mempermudah penggantian tinta, atau
meningkatkan umur pakai. Sebagai konsumen, saya juga memiliki peran penting,
seperti memilih pulpen isi ulang, mengurangi penggunaan pulpen sekali pakai,
dan lebih bijak dalam membeli produk alat tulis.
.jpg)

Komentar
Posting Komentar