Tugas Terstruktur 05

Life Cycle Thinking (LCT) dan Analisis Dampak Lingkungan Produk Konsumsi

CODE: A05

1. Siklus Hidup Produk: Pulpen



Tahap 1: Ekstraksi Bahan Baku 
 
Pada tahap ini, seluruh material yang diperlukan untuk membuat pulpen mulai diperoleh dari sumber alam. Plastik sebagai bahan utama tubuh pulpen berasal dari minyak bumi yang diekstraksi melalui pengeboran dan proses penyulingan. Proses ini membutuhkan energi dalam jumlah besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, ujung pulpen yang terbuat dari logam memerlukan penambangan bijih logam seperti baja atau tungsten. Tinta juga dibuat dari pigmen dan pelarut kimia yang diproduksi melalui proses industri kimia yang menghasilkan limbah serta konsumsi energi. Semua bahan mentah ini kemudian dikirim ke pabrik manufaktur, sehingga transportasi menjadi bagian dari dampak lingkungan tahap ini. 
 
Tahap 2: Produksi  
 
Setelah bahan diperoleh, pabrik mengolahnya dengan proses energi-intensif. Plastik dilelehkan dan dicetak menggunakan mesin injection molding untuk membentuk badan, tutup, dan cartridge pulpen. Proses ini membutuhkan listrik dalam jumlah besar. Tinta kemudian diformulasikan dengan mencampurkan pelarut, pigmen, dan aditif. Semua komponen ini dirakit menjadi pulpen lengkap melalui proses otomatis. Limbah yang dihasilkan antara lain sisa plastik, bahan kimia tinta, dan air proses pabrik. Selain itu, pengemasan juga dilakukan menggunakan plastik atau karton yang menambah konsumsi material.

Tahap 3: Distribusi  
 
Pada tahap ini, pulpen yang sudah selesai diproduksi dipindahkan dari pabrik menuju gudang, pusat distribusi, toko, dan akhirnya konsumen. Distribusi dapat melibatkan truk, kapal, atau bahkan pesawat tergantung lokasi produksi. Meskipun pulpen ringan, distribusi dalam skala besar menimbulkan jejak karbon yang signifikan karena konsumsi bahan bakar fosil. Jarak antar lokasi juga memengaruhi besar kecilnya emisi yang dihasilkan. Semakin panjang rantai pasok, semakin besar dampaknya pada lingkungan.

Tahap 4: Konsumsi  
 
Tahap penggunaan berlangsung ketika konsumen memakai pulpen dalam aktivitas sehari-hari. Penggunaan pulpen tidak memerlukan energi tambahan, tetapi masa pakainya terbatas pada kapasitas tinta yang biasanya habis dalam beberapa minggu atau bulan. Karena sebagian besar pulpen tidak dirancang untuk diisi ulang, mereka menjadi produk sekali pakai. Ketika tinta habis, pulpen dianggap tidak berguna lagi, dan konsumen langsung membuangnya. Masa penggunaan yang singkat inilah yang menyebabkan volume limbah pulpen tinggi setiap tahunnya.

Tahap 5: Pengelolaan Limbah 
 
Pada tahap akhir siklus hidupnya, sebagian besar pulpen berakhir di tempat pembuangan akhir. Materialnya sulit didaur ulang karena terdiri dari kombinasi plastik, logam, dan tinta yang tercampur dalam bentuk komponen kecil. Proses pemisahan material memerlukan tenaga dan biaya besar sehingga jarang dilakukan. Akibatnya, 80–90% pulpen dibuang ke landfill di mana plastik dapat bertahan selama ratusan tahun dan berpotensi menjadi mikroplastik. Pada beberapa lokasi, pembakaran pulpen juga dilakukan, namun hal ini menimbulkan emisi berbahaya jika tidak dikelola dengan baik.

Batas Sistem 

Batas sistem yang digunakan adalah cradle-to-grave, yang berarti seluruh proses dari pengambilan bahan mentah hingga pembuangan akhir dimasukkan ke dalam analisis. Sistem mencakup ekstraksi minyak bumi, penambangan logam, formulasi tinta, transportasi antar proses, manufaktur, pengemasan, distribusi, penggunaan oleh konsumen, dan pembuangan limbah. Namun sistem tidak memasukkan dampak dari pembangunan fasilitas pabrik, penggunaan alat tulis tambahan oleh konsumen, serta transportasi pekerja karena dianggap tidak memberikan pengaruh langsung terhadap penilaian lingkungan produk pulpen.

Asumsi 

Asumsi digunakan untuk menyederhanakan pemetaan dampak lingkungan. Pulpen yang dianalisis adalah tipe pulpen plastik sekali pakai yang umum dijual. Masa pakai diasumsikan antara 1 hingga 6 bulan. Komposisi bahan terdiri dari plastik PP/ABS sebagai material utama, logam untuk ujung pena, dan tinta berbahan dasar pelarut kimia. Jarak transportasi bahan baku dan distribusi produk ditetapkan antara ratusan hingga ribuan kilometer sesuai rata-rata industri alat tulis. Pada akhir masa pakai, diasumsikan sekitar 85% pulpen berakhir di landfill, 10% dibakar, dan hanya 5% yang berhasil didaur ulang sebagian. 

2. Narasi Analisis

Alasan Pemilihan Produk dan Relevansi dengan Isu Keberlanjutan

Pulpen dipilih sebagai objek analisis karena merupakan produk yang digunakan secara luas oleh pelajar, pekerja kantor, dan masyarakat umum. Meskipun terlihat kecil dan sederhana, konsumsi pulpen sangat besar dan menghasilkan volume limbah plastik yang signifikan setiap tahun. Sebagian besar pulpen bersifat sekali pakai dan tidak dapat didaur ulang sehingga berkontribusi pada persoalan global mengenai limbah plastik dan polusi mikroplastik. Dengan demikian, mempelajari siklus hidup pulpen membantu memahami bagaimana produk yang tampak sepele sebenarnya memiliki dampak lingkungan yang besar ketika diproduksi dan dibuang dalam jumlah masif.

Batas Sistem

Analisis ini menggunakan batas sistem cradle-to-grave, yaitu mencakup seluruh proses dari hulu ke hilir. Dengan batasan ini, seluruh aktivitas terkait produk mulai dari pengambilan minyak bumi sebagai bahan plastik, produksi tinta dan logam, proses manufaktur, transportasi produk jadi, penggunaan oleh konsumen, hingga pembuangan akhir diikutsertakan dalam penilaian. Pendekatan ini dipilih karena memberikan gambaran menyeluruh mengenai seluruh potensi dampak lingkungan. Aspek yang tidak dimasukkan ialah pembangunan infrastruktur pabrik, transportasi pekerja, dan dampak sosial ekonomi perusahaan karena fokus analisis hanya pada aspek ekologis.

Potensi Dampak Lingkungan pada Setiap Tahap

Pada tahap ekstraksi bahan baku, dampak utama berasal dari penggunaan energi fosil dan emisi karbon dari pengeboran minyak bumi serta penambangan logam. Tahap produksi juga menimbulkan konsumsi energi listrik yang besar, limbah plastik, dan potensi pencemaran dari bahan kimia tinta. Pada tahap distribusi, emisi gas rumah kaca berasal dari transportasi jarak jauh menggunakan truk dan kapal. Tahap penggunaan memiliki dampak relatif kecil, tetapi masa pakai yang pendek mempercepat volume limbah. Tahap pengelolaan limbah menjadi sumber dampak paling besar karena pulpen umumnya berakhir di landfill dan berpotensi menjadi mikroplastik yang mencemari tanah dan perairan. Kompleksitas material pulpen menghambat proses daur ulang sehingga memperparah beban lingkungan.

Refleksi Potensi Redesain Produk

Untuk mengurangi dampak lingkungan, pulpen memiliki banyak peluang perbaikan desain. Material plastik dapat diganti dengan bioplastik atau plastik daur ulang untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Desain dapat dibuat modular sehingga konsumen bisa mengganti tinta tanpa membuang seluruh pulpen. Mengurangi jumlah komponen atau menggunakan material yang mudah dipisahkan dapat meningkatkan peluang daur ulang. Tinta juga dapat diformulasikan agar lebih ramah lingkungan. Dengan inovasi desain yang tepat, pulpen dapat menjadi produk yang lebih berkelanjutan dan mendukung ekonomi sirkular.

Komentar

Postingan Populer