Tugas Terstruktur 07
Dalam
studi Life Cycle Impact Assessment (LCIA), terdapat banyak kategori dampak yang
dapat dianalisis. Untuk produk pulpen, tiga kategori yang paling relevan adalah
Global Warming Potential (GWP), Acidification, dan Resource Depletion.
Ketiganya dipilih karena sesuai dengan karakteristik bahan, proses produksi,
dan distribusi pulpen yang sangat bergantung pada material berbasis minyak bumi
serta energi fosil.
Jelaskan Potensi Dampak untuk Masing-Masing Kategori Untuk setiap kategori yang dipilih, uraikan potensi dampaknya berdasarkan data input LCI
- Global Warming Potential (GWP): Potensi pemanasan global pada siklus hidup pulpen terutama berasal dari konsumsi energi selama produksi dan transportasi. Bahan utama pulpen adalah plastik (PP, ABS, atau HDPE) yang diproduksi dari minyak bumi melalui proses pemurnian yang menghasilkan emisi CO₂ dalam jumlah besar. Pada tahap manufaktur, mesin injection molding membutuhkan listrik dan panas tinggi untuk melelehkan resin plastik menjadi badan pulpen. Jika listrik dipasok dari pembangkit berbahan bakar fosil, maka kontribusi GWP semakin besar. Selain itu, transportasi bahan baku dan distribusi pulpen menggunakan truk diesel yang menghasilkan emisi CO₂ langsung dari pembakaran bahan bakar. Secara keseluruhan, emisi dari energi, transportasi, dan produksi plastik menjadi penyumbang utama pemanasan global.
- Acidification: Dampak pengasaman terutama disebabkan oleh emisi gas NOx dan SO₂ dari kendaraan pengangkut bahan baku dan produk jadi. Pulpen diproduksi melalui rantai pasokan panjang, termasuk pengiriman resin plastik, tinta, komponen logam, serta distribusi produk jadi ke toko atau distributor. Truk diesel yang digunakan pada semua tahap ini menghasilkan emisi asam yang jika bereaksi dengan uap air akan membentuk hujan asam. Selain itu, proses produksi plastik dan tinta juga dapat menghasilkan senyawa asam yang dilepaskan ke udara. Efek acidification dapat merusak tanah, menurunkan kualitas air, serta menggangu vegetasi di sekitar wilayah industri dan jalur transportasi.
- Resource Depletion: Pulpen memerlukan beberapa bahan tak terbarukan, yakni minyak bumi sebagai sumber utama plastik serta logam kecil di bagian ujung pena. Ekstraksi dan pemrosesan minyak bumi untuk menghasilkan resin plastik sangat intensif energi dan mempercepat penurunan cadangan sumber daya fosil. Tinta juga diproduksi menggunakan pelarut kimia berbasis petroleum. Karena pulpen merupakan produk murah dan sekali pakai, tingkat daur ulangnya sangat rendah, sehingga seluruh material tersebut hilang dari siklus ekonomi dan tidak dapat digunakan kembali. Hal ini memperparah tingkat konsumsi sumber daya tak terbarukan dan meningkatkan tekanan eksploitasi terhadap cadangan alam.
3.
Tabel Analisis
|
Kategori
Dampak |
Data
Input Terkait |
Potensi
Dampak Lingkungan |
|
Global
Warming Potential (GWP) |
Produksi
plastik PP/ABS untuk badan pulpen (±20–25 g), Konsumsi listrik proses injeksi
plastik (±35 kWh/1000 unit), Transportasi bahan baku dengan truk diesel |
Emisi
CO₂ dari pembangkit listrik terkait proses produksi plastik dan mesin injeksi
→ berkontribusi pada pemanasan global,
Pengangkutan bahan baku menambah emisi CO₂, CO, dan CH₄. |
|
Acidification |
Penggunaan
bahan bakar diesel untuk transportasi • Emisi pabrik plastik (SO₂, NOx) |
Emisi
SO₂ dan NOx berpotensi meningkatkan hujan asam, menurunkan pH tanah, merusak
vegetasi, dan mempercepat korosi logam, Transportasi berkontribusi besar pada
pembentukan hujan asam. |
|
Resource
Depletion |
Plastik
PP/ABS berasal dari minyak bumi, Tinta berbahan dasar pelarut kimia
(solvent-based), Komponen stainless steel kecil pada ujung pulpen |
Berkurangnya
cadangan minyak bumi akibat produksi plastik dan tinta, Penggunaan logam (meskipun kecil) tetap
menambah tekanan terhadap sumber daya mineral, Tidak semua bagian pulpen
dapat didaur ulang → meningkatkan konsumsi sumber daya baru. |
4.
Interpretasi
Berdasarkan
analisis tiga kategori dampak lingkungan pada produk pulpen, kategori yang
paling signifikan adalah Global Warming Potential (GWP). Hal ini karena
sebagian besar proses produksi pulpen, mulai dari pembuatan resin plastik,
operasi mesin manufaktur, hingga transportasi bahan baku dan produk jadi, sangat
bergantung pada energi fosil yang menghasilkan emisi CO₂ tinggi. Sumber
dampaknya tersebar di hampir semua tahap siklus hidup, sehingga kontribusinya
menjadi dominan dibanding kategori lain.
Untuk
mengurangi dampak ini, produsen dapat menggunakan plastik daur ulang,
mengoptimalkan efisiensi energi di pabrik, serta meminimalkan jarak
transportasi dengan memilih pemasok yang lebih dekat. Selain itu, desain pulpen
dapat dibuat lebih sederhana dengan mengurangi jumlah komponen sehingga energi
produksinya lebih rendah.
Alternatif
bahan yang lebih ramah lingkungan adalah bioplastik berbahan pati, kayu
bersertifikat, atau pulpen berbahan kertas daur ulang yang diperkuat. Proses
manufaktur juga dapat dialihkan ke energi terbarukan seperti tenaga surya.
Dengan perubahan material dan proses tersebut, jejak karbon pulpen dapat
ditekan secara signifikan tanpa mengurangi fungsi utamanya.
.jpg)

Komentar
Posting Komentar